SNTIKI - UIN Suska Riau
Tentang Kota Pekanbaru

Sekilas Tentang Kota Pekanbaru

Pekanbaru merupakan ibukota provinsi Riau, dan merupakan kota ketiga terbesar di Sumatera setelah Medan dan Palembang. Pekanbaru terkenal dengan hasil produksi minyak, baik minyak bumi maupun minyak yang dihasilkan oleh Kelapa Sawit. Beberapa destinasi yang dapat dikunjungi di Pekanbaru antara lain :

  1. UIN Suska Riau
  2. Masjid Agung An-Nur
  3. Balai Adat Melayu Riau
  4. Museum Daerah Sang Nila Utama
  5. Pasar Wisata Pekanbaru (Pasar Bawah)
  6. Masjid Raya Pekanbaru
  7. Wisata Buah Durian Khas Pekanbaru

Masjid Agung An-Nur sumber hotelmelakablog
Kampus UIN Suska Riau sumber: uin-suska.ac.id
Destinasi

1. Kampus UIN Suska Riau

UIN SUSKA RIAU merupakan pengembangan status pendidikan dari Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sulthan Syarif Kasim Pekanbaru. Peningkatan status IAIN menjadi UIN dimaksudkan untuk menghasilkan sarjana muslim yang mampu menguasai, mengembangkan, dan menerapkan ilmu ke-Islaman, ilmu pengetahuan dan teknologi secara intergral, sekaligus menghilangkan pandangan dikhotomi antara ilmu keislaman dan ilmu umum.

Dewasa ini UIN Suska telah mempunyai lahan kampus seluas 84,15 Ha yang terdiri atas 3,65 Ha di Jl. K.H. Ahmad Dahlan dan 80,50 Ha di Km. 15 Jl. Soebrantas Simpangbaru Panam Pekanbaru. Lahan kampus di Km 15 Jl. H.R. Soebrantas tersebut dibebaskan pada tahun 1981/1982 mulanya seluas 60 Ha dan diperluas pada tahun 2003-2006 menjadi 80,50 Ha. Pada tahun 1995/1996 pembangunan fisik di lahan ini telah dimulai dan telah berhasil membangun gedung seluas 5.760 m2 untuk 70 lokal ruang kuliah.

Saat ini UIN SUSKA RIAU memiliki 8 Fakultas yaitu : Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Fakultas Syariah dan Ilmu Hukum, Fakultas Ushuluddin, Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Fakultas Sains dan Teknologi, Fakultas Psikologi, Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial, dan Fakultas Pertanian dan Peternakan. Berikut kami Lampirkan Gambar Gedung di UIN SUSKA RIAU. (sumber : uin-suska.ac.id/sejarah).

sumber: uin-suska.ac.id/sejarah
Destinasi

2. Masjid Agung An-Nur

Di tahun 1963-1968 masjid ini dikategorikan sebagai salah satu masjid yang termegah di Indonesia. Gaya arsitektur masjid ini tampak seperti masjid gaya Turki, Arab, Melayu, ataupun India. Bila Kita mengamati secara detail, masjid Agung An-Nur ini memang Nampak seperti Taj Mahal. Design yang memang memiliki gaya Arab, pekarangan ukuran 400 X 200 meter, di design Ir Roseno menjadi masjid yang elegan. Masjid Agung An-Nur sendiri memiliki 3 buah tingkat, dengan kapasitas 4.500 jamaah. Didalamnya Anda akan menemukan tulisan kaligrafi yang ditulis pula oleh seorang kaligrafer asal Jakarta. Ia bernama Azhari Nur. Kaligrafi tersebut ditulis pada tahun 1970. Ternyata masjid Agung An-Nur pun dilengkapi oleh fasilitas pendidikan. Mulai play grup, TK, SD, SMP, maupun SMA.

Masjid ini berdiri pada tanggal 27 Rajab 1388 H, atau 19 Oktober 1968. Masjid Agung An-Nur direnovasi secara menyeluruh pada waktu pemerintahan Gubernur Saleh Djasit. Dan masjid ini diresmikan oleh Gubernur Riau tahun 2000. Saat itu pada masa pemerintahan Arifin Ahmad. Jadi Jika kita menengok lagi, masjid yang dulu berdiri memang berbeda dengan yang sekarang, karena memang masjid ini dirombak secara total.

sumber: https://www.travelio.com/en/pekanbaru/masjid-agung-an-nur
Masjid Agung An-Nur sumber hotelmelakablog
Balai Adat Melayu Riau sumber Wikimapia
Destinasi

3. Balai Adat Melayu Riau

Balai Adat Melayu Riau pusat ini terletak di Jalan Pangeran Diponegoro Pekanbaru. Balai Adat Melayu Riau dibangun dengan variasi warna dan ukuran motif yang berciri khas Melayu. Balai Adat ini dibangun untuk berbagai kegiatan/perhelatan yang berkaitan dengan adat resmi melayu Riau. Biasanya perhelatan besar yang digelar di Balai ini berskala Nasional. Arsitekturnya yang khas melambangkan kebesaran budaya Melayu Riau.

Bangunan ini terdiri dari dua lantai, di lantai atas terpampang dengan jelas beberapa ungkapan adat dan pasal-pasal Gurindam Dua Belas Karya Raja Ali Haji. Dikiri dan kanan pintu masuk ruangan utama dapat kita baca pasal 1 - 4, sedangkan pasal 5-12 terdapat di bagian dinding sebelah dalam ruangan utama. Ditempat inilah para tokoh adat dan pemuka masyarakat beraktifitas sehari-hari dalam mengembangkan dan memajukan kebudayaan Melayu Riau. Beberapa tokoh-tokoh Nasional juga mendapat gelar adat melayu Riau disini. Diantaranya Bapak Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Bapak Gubernur D.I. Yogyakarta, Sri Sultan Hamengkubuwono X, Bapak Gubernur Riau H.M. Rusli Zainal, Bapak Walikota Pekanbaru H. Herman Abdullah, dan beberapa tokoh lain yang dikenal berdedikasi ikut memajukan negeri dan mengangkat marwah budaya Melayu Riau.

Balai Adat Melayu Riau kota Pekanbaru berlokasi di jalan Senapelan dekat dengan masjid Raya Nur Alam. Dahulu, pada zaman ketika Sultan Siak bertahta di Pekanbaru (Senapelan) , Balai adat Melayu Riau dibangun bersamaan dengan dibangunnya Istana Bukit dan Masjid Raya Nur Alam. Namun seiring perkembangan zaman dan pindahnya Sultan ke Mempura (Siak), balai adat dan istana kesultanan yang terbuat dari kayu pun dimakan usia dan lapuk. Kini, balai Adat Melayu Pekanbaru di hidupkan kembali sebagai wadah tempat berkumpul dan berkegiatan adat melayu, tempat meminta petunjuk atau petuah dan tempat bermusyawarah masyarakat

sumber: Kris Hadiawan
Destinasi

4. Museum Daerah Sang Nila Utama

Merupakan museum warisan di Pekanbaru, Indonesia. Museum ini mengumpulkan dan menyimpan warisan-warisan yang berhubungan dengan Riau-Budaya Melayu seperti pakaian adat pernikahan, permainan tradisional, instrument-instrumen musik dan artefak-artefak tradisional lainnya. Tidak jauh dari museum ini terdapat gedung pameran yang disebut dengan "Gedung Taman Budaya Riau" (Riau Cultural Park Building). Nama Sang Nila Utama diambil dari nama pengeran Sriwijaya yang berasal dari Palembang sebagai pendiri kerajaan Singapura pada tahun 1299.

sumber: Wikipedia
Museum Daerah Sang Nila Utama sumber itrip.id
Pasar Wisata Pekanbaru sumber Blogspot
Destinasi

5. Pasar Wisata Pekanbaru (Pasar Bawah)

Bangunan berlantai empat berlanggam Melayu ini terletak tidak jauh dari pelabuhan tua Pekanbaru dan Mesjid Raya Pekanbaru. Dia sudah menjadi saksi sejarah perjalanan kota ini. Sebelum bermetamorfosis menjadi bangunan bertingkat yang gagah, dia hanyalah berupa bangunan semi permanen yang terbuat dari kayu. Lorong lorong sempit pada bangunan semi permanen ini menjadi tempat para pedagang berteriak “Cari apo daa, buliah di caliak”, para pedagang yang menempati kios di sepanjang lorong sempit ini akan bertanya dengan logat Sumatera Barat yang kental, kita mencari apa.

Letak pasar ini berada di Utara kota Pekanbaru. Lebih tepatnya, jika kita mengikuti Jalan Jendral Sudirman, kemudian, kita berbelok kearah Jalan Ahmad Yani, Ujung dari Jalan Ahmad Yani adalah letak dari Pasar Bawah. Bangunan dari pasar ini menggunakan arsitektur Melayu dengan ukiran ukiran yang menarik pada bagian tangga dari gedung ini. Pasar Bawah merupakan salah satu surga belanja di Pekanbaru. Ke empat lantai yang ada pada pasar ini menawarkan berbagai variasi buah tangan.

sumber: Bayu Winata
Destinasi

6. Masjid Raya Pekanbaru

Masjid Raya Pekanbaru dibangun pada abad ke 18 tepat 1762 sehingga merupakan mesjid tertua di Pekanbaru. Mesjid yang terletak di Jalan Senapelan Kecamatan Senapelan ini memiliki arsitektur tradisional. Mesjid yang juga merupakan bukti Kerajaan Siak Sri Indrapura pernah bertahta di Pekanbaru (Senapelan) yaitu di masa Sultan Abdul Jalil Alamuddin Syah sebagai Sultan Siak ke-4 dan diteruskan pada masa Sultan Muhammad Ali Abdul Jalil Muazzam Syah sebagai Sultan Siak ke-5.

sumber: Wikipedia
Masjid Raya Pekanbaru sumber kontraktorkubahmasjid
Wisata Buah Durian Khas Pekanbaru sumber Blogspot
Destinasi

7. Wisata Buah Durian Khas Pekanbaru

Awal tahun 2000-an, di kiri jalan Sudirman. Dimulai dari samping gedung Bulog hingga kantor PDI Perjuangan, banyak terdapat warung warung kayu yang khusus menjual durian. Durian yang dijual di warung ini berasal dari Kampar, Bengkalis, Selat Panjang, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. Saat itu, rumah rumah ini penuh dengan para pengunjung hingga tidak ada kursi yang terisi. Para pengunjung warung ini bervariasi, artis artis dari ibu kota, Pejabat pejabat ibu kota yang berkunjung ke Pekanbaru, hingga masyarakat Pekanbaru sendiri. Alasan menikmati durian di sini sederhana. Durian yang dijual di sini tidak mengenal musim, selalu tersedia setiap saat. Bagi para pecinta durian, jalan Sudirman Pekanbaru adalah tujuan favorit mereka.

sumber: Bayu Winata

Tanggal Penting


Kegiatan

    Tanggal


Batas Penerimaan Paper


31 Agustus 2024


Pengumuman Paper


28 September 2024


Batas Registrasi Awal


28 September 2024


Perbaikan Paper


06 Oktober 2024


Batas Registrasi Regular


07 Oktober 2024


Pelaksanaan Seminar


23 Oktober 2024

COUNTDOWN SNTIKI 16

Jangan lewatkan Kesempatan Ini
Daftar Sekarang!

Call For Paper